Oleh Hasan Aoni Pernahkah kita mendengar istilah guru “killer” atau guru yang mematikan waktu kita sekolah dulu? Istilah guru “killer” biasanya diberikan kepada guru yang galak atau yang ditakuti murid-murid. Killer atau tidaknya seorang guru tergantung pada cara guru membangun relasi dengan murid-murid. Makin enjoy relasi yang dibangun, makin jauh
Behind the Scene film Bintang di Langit Jakarta (1) Musim liburan sekolah telah tiba. Anak-anak Omah Dongeng kembali membuat film. Kali ini film yang diangkat tentang kisah seorang bocah rabun bernama Jiwa. Film yang akan diproduksi ini berjudul “Bintang di Langit Jakarta”. Film “Bintang di Langit Jakarta” adalah adaptasi dari
Suara Merdeka, Fokus Jateng, 2 Januari 2017, Reporter Saiful Annas Jika kebanyakan anak-anak memilih bermain atau berekreasi bersama keluarga selama liburan, anak-anak komunitas Omah Dongeng Marwah (ODM) Kudus memilih kegiatan kreatif. Mereka yang sebagian besar masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan SMP, memproduksi film pendek di Jakarta dan
Behind the Scene film Bintang di Langit Jakarta (4) Sabtu malam (24/12), beberapa kru film “Bintang di Langit Jakarta” sampai di Ibu kota. Agenda yang dilakukan adalah pengambilan gambar beberapa scene untuk film “Bintang di Langit Jakarta.” Pengambilan gambar di Jakarta menjadi kebutuhan karena latar cerita film tersebut berada di
Behind the Scene film Bintang di Langit Jakarta (3) Berbeda dengan proses produksi film sebelumnya. Baru kali ini Omah Dongeng mengadakan casting sebelum produksi film. Rabu (21/12) anak-anak Omah Dongeng yang sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama berkumpul. Kak Diwa mulai mempersiapkan peralatan untuk casting. Layar televisi dimanfaatkan agar
Behind the Scene film Bintang di Langit Jakarta (2) Pada senin (19/12), anak-anak Omah Dongeng kembali berkumpul. Mereka adalah Orion, Eka, Tunggul, Vina, Tsaqiva, dan Tiyo. Pagi itu mereka mendiskusikan terkait naskah skenario yang sudah dibuat Tsaqiva Kinasih Gusti. Tsaqiva minta maaf belum menuntaskan naskahnya. Ia mengaku sampai jam dua
Kompas, Jumat, 2 Desember 2016 halaman 25 Jaringan Edukasi Napak Tilas Kabupaten Kudus (Jenank) dan Omah Dongeng Masyarakat Reksa Warisan Budaya (Marwah) menggelar kegiatan Melacak Jejak Pertempuran Muria, Minggu (13/11). Acara yang diadakan untuk memperingati Hari Pahlawan itu diikuti puluhan peserta, mulai dari anak-anak sampai mahasiswa perguruan tinggi di Kudus,
Seputarkudus.com, 15 November 2016, Reporter Imam Arwindra Sejumlah mobil angkutan warna kuning dan motor terlihat terparkir di sisi jalan depan tembok warna hijau, Desa Glagah Kulon, Kecamatan Dawe, Kudus. Di dalamnya terdapat tugu berbentuk gunung dengan tinggi sekitar 245 sentimeter. Pada tugu terdapat relief kepala harimau, pedang dan bambu runcing
Seputarkudus.com, 12 November 2016, Reporter Imam Arwindra Seorang lelaki tua terlihat dikerubungi anak-anak di rumah tembok yang masih terlihat batu batanya. Lelaki renta itu tersenyum tipis saat seorang laki-laki berkaus putih menyerahkan piagam penghargaan yang dibingkai menggunakan kaca. Lelaki renta tersebut yakni Khamsin, pembuat caping kalo pakaian adat Kudus. Dia
Inilah cerita tentang Bulusan, tradisi di Dukuh Sumber, Desa Hadipolo, Jekulo. Sebuah tradisi keramaian di musim kupatan yang sudah turun temurun dari dulu hingga sekarang. Mungkin tak banyak orang yang tahu bagaimana sejarah dan asal-usul tradisi Bulusan. Padahal setiap musim kupatan tiba, ribuan orang berkunjung ke tempat tersebut. Bagaimana asal-usul
Dongeng ini terinspirasi dari sosok Dokter Ramelan, seorang dokter yang ikhlas mengobati pasiennya di kota Kudus. Meskipun pasiennya tak punya uang untuk membayar.